BAB I
KONSEP DASAR BIMBINGAN KELOMPOK
A. Tujuan
Setelah mempelajari uraian di bawah
ini anda diharapkan dapat memahami konsep dasar bimbingan kelompok.
B. Rasional Teori
a. Asal-usul Bimbingan Kelompok
Gazda
mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi
kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan
yang tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok diselenggarakan
untuk memberikan informasi bersifat personal, vokasional dan sosial.
Tujuan
bimbingan kelompok menurut Margatet E. Benner adalah :
- Untuk melengkapi kesempatan belajar dalam
mencapai pengarahan diri dengan memperhatikan aspek pendidikan, jabatan
personal, sosial dalam kehidupan
- Untuk melengkapi efek penyembuhan
- Secara ekonomis, efektif memungkinkan
pendekatan individu
secara menyeluruh.
- Untuk melengkapi konseling
b. Kegiatan bimbingan kelompok menggunakan
prinsip dan dinamika individu
dalam kelompok, antara lain :
- Model sosio drama
- Model dinamika kerja kelompok
- Model dinamika permainan kelompok
- Model dinamika diskusi kelompok
- Model dinamika diskusi panel
- Model home room
- dll
c. Aktivitas individu dalam kehidupan kelompok, antara
lain :
Aktivitas bersikap yaitu :
- Sikap cemerlang : aktif responsit dengan
ciri-ciri : mengungkap ide dan saran dengan cepat tanpa pemikiran yang matang.
Kelompok aktif mudah berkembang.
- Sikap lambat – apatis – menjemukkan dengan
ciri-ciri : kurangnya perhatian, daya tanggap rendah.
- Sikap melawan – antagonistik – kejam dengan
ciri-ciri defensive terhadap masalah, cenderung berpendapat sendiri,
menunjukkan permusuhan pribadi.
Aktivitas bertindak, yaitu :
- Sangat suka berdebat
- Cepat menolong
- Terlalu
banyak cakap
- Pengelantur
- Suka
bertengkar
- Kepala
batu
- Bahasa
yang salah
- Tukang
mengeluh
- Bercakap
sampingan
- Sukar
berbicara
- Pasti
salah
- Selalu
minta pendapat
- Tidak
berbicara
d. Langkah-langkah penyelenggaraan bimbingan
kelompok.
Langkah pertama : 1. Pembentukan kelompok
2. Mengumpulkan para peserta 12 – 20 mg
3. Memberi penjelasan tentang pelaksanaan
bimbingan kelompok
Langkah kedua : Perencanaan
kegiatan :
- Penetapan materi layar, tujuan dicapai
- Sasaran kegiatan
- Bahan dan sumber bahan yang digunakan
- Persiapan
fisik
- Persiapan
bahan
- Persiapan
keterampilan
- Persiapan
administrasi
Langkah Ketiga : Pelaksanaan
Kegiatan
Tahap I Pembentukan
: pengenalan, pelibatan, aktivitas diri
Kegiatan : - Mengungkap
pengertian dan tujuan bimbingan kelompok
- Menjelaskan azas-azas bimbingan kelompok
- Kenal dan ungkap diri
- Pelaksanaan tehnik
- Pelaksanaan kehangatan, keakraban.
Tahap II Peralihan - Menjelaskan kegiatan
- Menawarkan adanya pengamatan
- Membahas suasana yang terjadi
- Mengajak anggota meningkatkan keterampilan
Tahap III Tahap Kegiatan
- Pemimpin menawarkan topik-topik
- Tanya jawab
- Anggota membahas topik secara mendalam dan
tuntas
- Ada
kegiatan selingan
g. Evaluasi Kegiatan
Fokus
pada perkembangan peserta didik :
- Ungkapan perasaan peserta bersifat tertulis
- Ungkapan harapan peserta bersifat tertulis
- Hasil amatan proses partisipasi dan aktivitas
peserta
h. Analisis tindak lanjut
Dianalisis
untuk mengetahui kemajuan para peserta dan pembahasan para peserta dan
pembahasan perlunya tindak lanjut.
TUGAS
1. Membaca
buku-buku yang ada pembahasan konsep dasar bimbingan kelompok
2. Buat
Kelompok 6 orang
3. Diskusikan
di kelas hasil bacaan
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Hasil membaca
buku yang ada pembahasan tentang konsep dasar Bimbingan Kelompok.
Pengertian
Bimbingan Kelompok
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Pembentukan
Kelompok
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Aktivitas
Kelompok
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Penyelenggaraan
Bimbingan Kelompok ...................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Nama
:
BAB II
BIMBINGAN
KELOMPOK MODEL SOSIO DRAMA
A. Tujuan
Setelah
mempelajari uraian dibawah ini anda diharapkan dapat memahami pelaksanaan
bimbingan kelompok model sosio drama.
B. Rasional Teori
a. Asal usul Sosio drama
Perkataan
“drama” berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti : berbuat, berlaku,
bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau beraksi. Drama
berarti perbuatan, tindakan atau action.
Dasar
lakon drama adalah konflik manusia. Konflik itu lebih bersifat batin daripada
fisik. Konflik manusia itu sering juga dilukiskan secara fisik. Dalam wayang,
wayang orang,
ketoprak, dan juga ludruk akan kita saksikan bahwa klimaks dari konflik batin
itu adalah bentrokan fisik yang diwujudkan dalam perang.
Konflik
yang dipaparkan dalam lakon harus mempunyai motif. Motif dari konflik yang
dibangun itu akan mewujudkan kejadian-kejadian. Motif dan kejadian haruslah
wajar dan realistis, artinya benar-benar diambil dari kehidupan manusia.
Konflik yang muncul dari kehidupan manusia.
Seluruh
drama adalah bentuk pendramatisan peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari
yang terjadi dalam masyarakat. Bentuk sosio drama merupakan bentuk drama yang
paling elementer.
Dalam
sosio drama, tokoh-tokoh dan peristiwa sudah seringkali dihayati oleh calon
pemain. Oleh karena itu, pemain akan lebih mudah mengidentifikasikan dirinya
dengan lakon dan dengan permainan yang dibawakan. Sebenarnya dalam sosio drama,
prinsip-prinsip dramatisasi tidak boleh diabaikan. Sosio drama tidak sekedar
menirukan adegan tertentu, tetapi memerankan tokoh dan adegan tertentu dengan
acting, yaitu penjiwaan total terhadap tokoh dan lakon yang dibawakan.
Guntur
Tarigan mengemukakan ada tiga langkah yang harus dilalui jika seseorang mau
mementaskan atau menulis sosio drama, yaitu sebagai berikut :
- Mengemukakan suatu masalah
- Mendramatisasikan masalah
- Mendiskusikan hasil dramatisasi
Nilai pendidikan dari sosio
drama adalah sebagai berikut
- Melatih pelajar agar terlibat dalam persoalan hidup
- Memberi kesempatan menjiwai peran
- Mendiskusikan nilai-nilai kehidupan
- Menghargai pendapat orang
lain
- Membentuk kepribadian
- Melatih penggunaan bahasa lisan dengan baik dan lancar
- Ikut merasakan lakon secara sosial maupun secara psikologis.
- Melatih mengemukakan pendapat (1984 : 112).
Apabila
menyebut istilah drama, maka berhadapan dengan dua kemungkinan, yaitu drama
naskah dan drama pentas. Keduanya bersumber pada drama naskah. Oleh sebab itu
pembicaraan tentang drama naskah merupakan dasar dari telah drama.
Masalah
hubungan antar manusia merupakan hal yang ditonjolkan dalam penyusunan naskah
drama.
Motif
dalam penulisan lakon merupakan dasar laku dan merupakan keseluruhan rangsang
dinamis yang menjadi lantaran seseorang mengadakan respons. Motif dapat
ditimbulkan oleh berbagai sumber, diantaranya oleh hal-hal berikut ini :
- Kecenderungan dasar manusia untuk dikenal, untuk memperoleh
pengalaman, ketenangan, kedudukan, dan sebagainya.
- Situasi yang meliputi manusia yang berupa keadaan fisik dan
sosialnya.
- Interaksi sosial yang ditimbulkan akibat hubungan dengan sesama
manusia
- Watak manusia itu sendiri yang ditentukan oleh keadaan
intelektual, emosional, ekspresif, dan sosiokultural.
Motif
yang dipilih bergantung pada selera penulis. Penulis menentukan motif itu dari
sumber mana. Lakon, baik sebagai peniru kehidupan, sugesti atau ilusi
kehidupan, atau penggambaran tentang konflik dan masalah kehidupan, selalu
diatur dan dikendalikan oleh proses tingkah laku manusia. Sikap dan tindakan
manusia diharapkan akan mengatasi konflik dan masalah manusia itu.
Setiap
orang, dalam
kehidupan sehari-hari atau sebagai tokoh dalam sebuah drama, lebih menarik
ketika menghadapi situasi dramatis yang menegangkan, bahkan dalam situasi
seperti itu, dia dapat lebih banyak mengenal dirinya sendiri. Hal ini
disebabkan oleh karena semua energinya terpusat pada apa yang dilakukannya atau
apa yang dia coba lakukan. Pada saat seperti itu, kelihatannya orang itu
seperti benar-benar “hidup” dan kadang-kadang mampu melakukan tindakan yang
sebelumnya tidak terbayang akan mampu dilakukannya. Tanpa disadarinya, orang
itu menunjukkan jadi dirinya melalui apa yang disebut dengan “aksi-aksi”.
Saat-saat
in action adalah saat-saat yang
sangat bergairah dalam hidup seseorang walaupun detail-detail pekerjaan yang
dilakukannya pada saat itu tidak diingat lagi. Karena pada saat yang sangat sibuk itu, tidak mungkin orang mengingat
detail-detail pekerjaannya lagi.
Kalau seseorang menelaah bagaimana dia menjadi
dirinya sampai saat ini, maka tentunya, garis keturunan mempunyai andil yang
kuat selain situasi-situasi yang dialami saat-saat menjadi dewasa. Tetapi,
sebagai manusia yang aktif, tentunya orang
itu tidak saja hasil dari garis keturunan dan situasi yang dialaminya. Dia
bertanggung jawab atas pembentukan pribadinya karena orang itu memilih sendiri
tindakan-tindakannya, setiap saat, didasari oleh garis keturunan dari situasi
yang dihadapinya. Jika orang
itu memilih sendiri tindakan-tindakannya. Jika orang yang berbeda-beda. Dengan kata lain, dia adalah yang dialami dan apa yang
dilakukannya.
Kalau
seseorang ditempatkan pada suatu situasi yang baru dan mendisiplinkan diri
untuk memilih tindakan-tindakan yang berbeda dari biasanya, dia berubah menjadi
satu pribadi yang baru, kadang-kadang pribadi baru ini tercipta dengan sangat
cepat. Banyak orang yang mengalami suatu proses metamofosis karena mengalami
suatu peristiwa yang sangat penting. Kapasitas kepribadian yang terus
berevolusi untuk menciptakan tokoh yang diperankan di atas panggung atau di
depan kamera. Melalui teknik-teknik
acting, seseorang akan mengembangkan pribadi-pribadi yang berbeda yang hidup
bersama dengan dirinya tetapi dengan mudah bisa diadaptasikan dalam peran yang
dimainkannya.
Evolusi
dari pribadi-pribadi baru ini prosesnya sama dengan evolusi yang terjadi dalam
diri seseorang di kehidupan sehari-hari yaitu dengan tekun menyelidiki
pilihan-pilihan untuk tindakan yang diambil, didasari oleh kebutuhan-kebutuhan
yang hakiki, dalam situasi-situasi yang diberikan, untuk sampai pada tujuan
yang sangat pribadi artinya bagi orang out. Akar dari semua ini adalah
kapasitas untuk percaya pada pilihan-pilihan baru, kebutuhan0kebutuhan dan
situasi-situasi baru sehingga pengalaman yang dihasilkan menjadi sangat nyata
dan menciptakan metamorfosis yang benar.
b. Konflik dan Permasalahan Hidup yang pada
umumnya dihadapi siswa-siswa antara lain “
- Konflik orang tua, siswa, guru bidang studi, guru agama tentang
pandangan-pandangan pemilihan studi dan karir.
- Konflik siswa dan siswa tentang pandangan-pandangan dalam
cara-cara bergaul (bersahabat)
- Konflik orang tua siswa dan saudara tentang hak dan kewajiban
dalam berkeluarga
- Konflik orang tua dan anak tentang pandangan-pandangan pemilihan
jodoh
- Konflik ayah tiri, ibu tiri, anak dalam tugas rumah dan belajar.
Ada delapan langkah yang
dianjurkan Torrance
untuk mengefektifkan sosio drama sebagai sarana siswa untuk menghadapi problem
dan Tantangan, yaitu sebagai berikut :
1. Menetapkan problem
2. Mendeskripsikan situasi konflik
3. Pemilihan pemain (casting characters)
4. Memberikan penjelasan dan pemanasan bagi aktor dan Pengamat
5. Memerankan situasi tersebut
6. Memotong adegan (jika aktor meninggalkan peran dan tidak dapat
diteruskan. Atau dapat juga membuat kesimpulan. Jika pemimpin tidak terlihat
perkembangan, adegan dapat diganti).
7. Mendiskusikan dan menganalisis situasi, kelakuan dan gagasan yang
diproduksi.
8. Menyusun rencana untuk testing lebih lanjut atau implementasi
gagasan baru.
c. Prosedur Pelaksanaan Sosio drama
Sosio
drama dilaksanakan dalam bentuk Role Playing
Torance
mengemukakan :
- Jika mengadakan role playing, hendaknya dapat mencoba peranan
dari situasi, jadi bukan orangnya.
Aktivitas ini jangan digunakan untuk terapi.
- Tujuannya harus bersifat pendidikan, bukan memiliki hiburan.
- Jangan buru-buru, siswa harus mempunyai kesempatan untuk
mengikuti perananannya dan situasi kedalaman dan meliputi beberapa aspek
- Problem dan konflik hendaknya berhubungan dengan perhatian siswa,
dan berkenaan dengan hal yang akan digunakan siswa.
- Situasi hendaknya tepat dengan tingkat daya tarik siswa dan
kematangannya.
- Perasaan yang kompleks tidak boleh secara mudah diubah
- Fokus dari usaha kelompok ditujukan untuk mencoba cara yang
dapat ditempuh untuk mengelola kelakukan seefektif mungkin.
- Situasi hendaknya bersifat open ended
- Tekanan juga ditujukan untuk membantu siswa belajar berpikir
untuk mereka sendiri.
- Situasi dan respons dari aktor berkembang. Jangan bicara terlalu
banyak untuk diri sendiri.
Langkah-langkah Role
Playing
Shaffel dan Shaffel
mengemukakan 9 langkah :
Langkah 1 : Memotivasi
kelompok
Langkah 2 : Memilih pameran
Langkah 3 : Menyiapkan
Pengamat
Langkah 4 : Menyiapkan
tahapan pesan
Langkah 5 : Pemeranan
(pentas di depan kelas)
Langkah 6 : Diskusi
evaluasi ! (sportunity)
Langkah 7 : Pementasan
ulang
Langkah 8 : Diskusi
evaluasi-evaluasi dan pemecahan masalah
Langkah 9 : Membagi
pengalaman dan menarik kesimpulan
d. Tugas-tugas Konselor
1. Menyusun naskah drama berbentuk cerita yang mengacu pada konflik
kehidupan manusia (siswa).
2. Menyusun daftar cekpengamatan
3. Menyusun daftar cek ungkapan perasaan
4. Membentuk kelompok
5. Menentukan pameran
6. Menentukan Pengamat
7. Menyampaikan tujuan melaksanakan sosio drama
8. Melaksanakan sosio drama
E. Latihan
Ketrampilan Bimbingan Kelompok Model Sosio drama :
a. Panduan
Terstruktur :
Langkah
1. Menyusun Cerita
Carlo yang Suka Membantah
Carlo anak laki-laki umur 15 tahun duduk
di SMP. Bosan sekolah karena tiap hari disuruh orang tua dan guru belajar matematika.
Cita-cita Carlo adalah pemain sepak bola, orang tua Carlo menginginkan Carlo
jadi akuntan untuk meneruskan usaha orang tua Carlo dikonsultasikan pada guru
agama.
(Konflik orang tua, siswa, guru, guru
agama tentang pandangan pemilihan studi dan karir).
Pemeran 1 : Carlo (anak pembantah)
Pameran 2 : Orang tua Carlo (ayah)
Pemeran 3 : Orang tua Carlo (ibu)
Pemeran 4 : Guru Matematika
Pemeran 5 : Guru Agama
Langkah 2. Membentuk Kelompok
Menyiapkan
lembar pengamatan
Konselor mempersilahkan
siswa yang bersedia secara sukarela untuk bermain peran sejumlah 10 orang.
Langkah 3 Penentuan pameran dan Pengamat.
Pemeran 1 : Carlo
(anak pembantah)
Pameran 2 : Orang tua
Carlo (ayah)
Pemeran 3 : Orang tua
Carlo (ibu)
Pemeran 4 : Guru
Matematika
Pemeran 5 : Guru
Agama
( 5 orang )
Pengamat 5 orang
Langkah 4 Konselor menyampaikan tujuan melaksanakan
sosio drama melalui strukturing yaitu :
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan jalannya bermain peran yaitu
dilaksanakan dua tahap
- Menjelaskan waktu yang digunakan
- Menjelaskan permainan secara spontanitas
Langkah 5 Melaksanakan sosio drama
Bermain
peran pertama yaitu kelompok pameran
- Kelompok Pengamat mengisi lembar, cek list
yang sudah tersedia
- Permainan
spontanitas selama 10 menit
- Kelompok pameran mengisi lembar ungkapan
perasaan
- Setiap Pengamat melaporkan hasil pengamatan
kepada konselor
- Setiap pameran melaporkan ungkapan perasaan
yang diisi dalam cek list
- Konselor Mendiskusikan hasil bermain peran,
dari kelompok pameran (waktu 10 menit) diperankan.
Bermain peran
kedua yaitu :
Kelompok
Pengamat
Permainan
spontanitas
Waktu 10
menit
Setelah
bermain mengisi cek list ungkapan perasaan.
- Kelompok pameran mengisi lembar cek list
yang sudah tersedia dan melaporkan pada konselor
- Kelompok Pengamat yang bermain peran
mengisi lembaran ungkapan perasaan
- Konselor Mendiskusikan hasil bermain peran
dari kelompok Pengamat, waktu 10 menit
Langkah 6 Konselor berdiskusi dengan kelompok tentang
hasil Pementasan sosio drama
Menanyakan pemahaman
terhadap pemecahan masalah dari konflik yang diperankan. Waktu 10 menit.
LEMBAR
PENGAMATAN SOSIO DRAMA
No
|
Keadaan Pemeran
|
Ada
|
Tidak
|
1.
|
Keadaan
tubuh
|
|
|
|
Sehat
|
|
|
|
Kurang Sehat
|
|
|
|
Sakit
|
|
|
2.
|
Keadaan
wajah sesuai peran
|
|
|
|
Mata melotot
|
|
|
|
Mata berbinar
|
|
|
|
Wajah berkerut
|
|
|
|
Sinis
|
|
|
|
Senyum
|
|
|
|
Tertawa
|
|
|
3.
|
Keadaan
tangan sesuai peran
|
|
|
|
Menggenggam
|
|
|
|
Dikepal
|
|
|
|
Meremas-remas
|
|
|
4.
|
Keadaan
emosi sesuai peran
|
|
|
|
Marah (membentuk)
|
|
|
|
Sedih (terbata)
|
|
|
|
Takut (melihat kanan kiri)
|
|
|
|
Senang (senyum tertawa)
|
|
|
5.
|
Dialog
sesuai peran kata kunci
|
|
|
|
Pintar
|
|
|
|
Hebat
|
|
|
|
Bagus
|
|
|
|
Bodoh
|
|
|
|
Jangan
|
|
|
|
Harus
|
|
|
|
Tidak boleh
|
|
|
|
Batuk
|
|
|
|
Salah
|
|
|
|
Mau
|
|
|
|
Tidak mau
|
|
|
Kesimpulan
Sesuai
peran
Nama Pengamat
LEMBAR UNGKAPAN
PERASAAN PEMERAN
No
|
Keadaan yang
dirasakan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Senang
berperan seperti itu
|
|
|
2.
|
Mudah
mengungkapkan emosi sesuai peran
|
|
|
3.
|
Mudah
mengatur postur tubuh sesuai peran
|
|
|
4.
|
Mudah
mengucapkan dialog spontan tentang sesuai peran
|
|
|
5.
|
Mudah
berpartisipasi dalam kelompok
|
|
|
6.
|
Mudah
menghayati peran
|
|
|
7.
|
Mudah
mengatur mimik sesuai peran
|
|
|
Kesimpulan
:
b. Pelaksanaan latihan keterampilan bimbingan
kelompok model sosio drama
Tugas mahasiswa :
- Membagi
kelompok 11 orang
1 orang jadi konselor
10 orang bermain peran
Tahap 1
- Membaca panduan tesrtruktur sosio drama
- Melaksanakan latihan sesuai cerita pada
panduan
- Terstruktur
Tahap
2 : Menyusun naskah cerita
a. Tentang konflik siswa dan siswa tentang
pandangan dalam cara-cara bergaul (bersahabat).
b. Konflik orang tua, siswa, saudara tentang hak
dan kewajiban dalam berkeluarga
c. Konflik orang tua, siswa, saudara dalam
pandangan / pemilihan jodoh.
d. Konflik ayah tiri, ibu tiri, anak dalam tugas
rumah dan belajar.
Tahap
3 :
Setiap
kelompok memilih salah satu naskah cerita
Menentukan
siapa konselor
Menentukan
siapa pameran
Dilaksanakan
sesuai panduan terstruktur dibuat laporan
Tahap
4 : Mahasiswa mencari siswa (klien) untuk melaksanakan sosio drama (pelaksanaan
dilaboratorium PPB)
Dibuat
laporan
Tugas
Dosen : Memfasilitasi pelaksanaan
latihan keterampilan bimbingan kelompok model sosio drama.
c. Bentuk Laporan
1. Judul
: Laporan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok Model Sosio drama
2. Dilaksanakan
pada tanggal : .....................................................................
3. Konselor
: .....................................................................................................
4. Judul
cerita : ..................................................................................................
5. Peserta
Rile Playing :.................................................................................
6. Hasil
Diskusi
Ungkapan Perasaan : .....................................................................................
Hasil Pengamatan : .......................................................................................
Pemahaman terhadap pemecahan masalah
: .................................................
BAB III
BIMBINGAN KELOMPOK MODEL DINAMIKA
KERJA KELOMPOK
A. Tujuan
Setelah mempelajari
uraian di bawah ini anda diharapkan dapat memahami pelaksanaan bimbingan
kelompok model dinamika kerja kelompok.
B. Rasional Teori
a. Asal-usul dinamika kerja kelompok
Dinamika
kelompok seperti dikemukakan Cartwright dan Zander adalah pengetahuan alamiah
tentang kelompok, prosedur pengembangan serta hubungan kelompok dengan
individu, kelompok lain maupun institusi yang lebih besar.
Kelompok
menjadi tempat bagi individu memperoleh pengetahuan baru, masukan langsung dari
orang lain
serta mencoba perilaku baru yang diharapkan.
Kelompok
menurut Samuel T. Gadding adalah suatu kesempatan yang terdiri dari dua atau
lebih individu, yang bertemu dalam interaksi tatap muka dengan kesadaran satu
sama lain akur ke pemilikan dan pencapaian tujuan bersama.
Sebagai
suatu arena interaksi sosial kelompok berpotensi menyediakan kebutuhan manusia
untuk :
- Memiliki
dan diterima
- Disyahkan
melalui proses umpan balik
- Bertukar
pengalaman bersama dengan yang lain
- Kesempatan
bekerja dengan orang
lain tentang tugas-tugas umum
Kerja kelompok merupakan suatu proses yang kompleks
dimana individu yang terlibat di dalamnya harus mempertimbangkan berbagai
aturan-aturan yang berpengaruh atas perilaku dan segala konsekuensinya.
Dinamika kerja kelompok adalah suatu bentuk strategi yang
dipakai dalam proses kelompok secara potensial membentuk kemampuan
berpartisipasi efektif bekerja sama dengan individu lain. Kerja kelompok
mempunyai ciri-ciri :
- Adanya
tugas bersama
- Adanya pembagian tugas
- Adanya kerja perseorangan
- Adanya kerja sama
- Adanya suasana kebersamaan
- Adanya tujuan bersama yang harus dicapai pemimpin kelompok
- Adanya anggota kelompok
b. Peranan
individu dalam dinamika kerja kerlompok
- Individu sebagai pemimpin kelompok yaitu
Sebagai manager : membantu anggota
mengorganisir diri
Sebagai observer : mengamati dan mengarahkan
anggota kelompok
Sebagai advisor : membersihkan nasehat
tentang penyelesaian tugas-tugas bila diperlukan
Sebagai evaluator : menilai proses kerja
kelompok, berdiskusi tentang hasil pekerjaan yang dikerjakan apakah sudah
dikerjakan sesuai dengan aturan.
- Individu
sebagai anggota kelompok, yaitu :
* Dapat
melaksanakan tugas-tugas kelompok sesuai aturan
* Dapat
bekerja sama dengan orang
lain
* Dapat
berkomunikasi dengan orang
lain
c. Prosedur Pelaksanaan Dinamika Kerja Kelompok.
Tahapan :
1. Tahap Penjajagan.
Terutama berfungsi untuk memperkenalkan para anggota satu sama lain disamping
memperkenalkan tugas dan bagian-bagiannya, termasuk prosedur serta tempat dan
peralatan kerja yang akan digunakan dan perintisan pembinaan komitmen.
2. Tahap Pemahaman.
Ditandai oleh penerimaan diri dan sejawat serta kemauan untuk memberi urunan
dan saling membantu didalam usaha bersama mencapai tujuan kelompok. Satu sama
lain disamping memperkenalkan tugas dan bagian-bagiannya, termasuk prosedur
serta tempat dan peralatan kerja yang akan digunakan dan peritisan pembinaan
komitmen. Tahap pemahaman ditandai oleh penerimaan diri dan sejawat serta
kemauan untuk memberi urunan dan saling membantu didalam usaha bersama mencapai
tujuan kelompok.
4. Tahap Penunaian Tugas.
Adalah tahap dimana para anggota kelompok yang telah ada saja pentahapan
perjalanan Kerja Kelompok ini dalam memelihara iklim kelompok. Tentu saja
pentahapan perjalanan kerja kelompok ini dalam kenyataannya tidak akan sejelas
itu batas-batasnya. Sebab didalam proses kelompok yang sebenarnya dapat terjadi
variasi-variasi bahkan keadaan yang "maju-mundur". Artinya didalam
kelompok yang telah "maju" dapat terjadi masalah-masalah yang
sebenarnya seharusnya terjadi pada tahap yang lebih awal. Yang jelas,
tahap-tahap yang dimaksud terjadi secara akumulatif. Yaitu pada tahap yang
berikut. Proses kelompok yang merupakan ciri khas yang sebelumnya juga akan
tetap terjadi dan harus diperhatikan oleh pemimpin kelompok, kalau diinginkan
kerja kelompok produktif. Tentu saja variasi juga terjadi dalam arti
tahap-tahap awal bisa menjadi lebih singkat apabila para anggota kelompok telah
saling mengenal satu sama lain. Apalagi kalau telah terlibat di dalam
kegiatan-kegiatan kerja kelompok sebelumnya.
Aspek yang dapat diamati
dalam dinamika kerja kelompok :
- Interaksi
- Kepemimpinan
- Perasaan
- Tujuan
d. Latihan
ketrampilan melaksanakan bimbingan kelompok model dinamika kerja kelompok
a. Panduan
Testruktur
Demonstrasi
Pertama
1. Petunjuk
Tunjuklah antara 4 – 6 pasang peserta. Setiap pasangan
diberi selembar kertas lebar dan sebuah spidol. Setiap pasangan diminta
menggambar sebuah rumah, sebuah pohon, dan seekor binatang. Setelah selesai
menggambar, setiap pasangan diminta menandatangani hasil karyanya dengan nama
salah satu artis yang terkenal. Catatan : sebelum maupun sementara menggambar,
pasangan-pasangan itu tidak diperkenankan berunding, berbicara atau memberi
tanda-tanda apapun kecuali gerakan-gerakan
tangan yang secara bersama-sama memegang sebuah spidol.
2. Kegiatan demonstrasi
:
- Kelompok
dibagi dua :
Ada kelompok pelaksana demonstrasi
Ada kelompok Pengamat demonstrasi
- Kelompok
demonstrasi melaksanakan demonstrasi
Diberi waktu 5 menit
- Kelompok
Pengamat mengisi lembar pengamatan
- Selesai
demonstrasi mengisi lembar ungkapan perasaan.
Waktu 10 menit
- Kelompok pengamatan mendemonstrasikan 5
menit
Kelompok demonstrasi mengisi lembar
pengamatan
Kelompok Pengamat yang mendemonstrasikan
mengisi lembar ungkapan perasaan.
- Mendiskusikan hasil demonstrasi berdasarkan
lembar pengamatan dan ungkapan perasaan.
Waktu 10 menit.
LEMBAR
PENGAMATAN DEMONSTRASI
DINAMIKA
KERJA KELOMPOK
No
|
Keadaan Demonstrasi
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Interaksi :
- Nampak
berkomunikasi verbal
- Nampak
berkomunikasi non verbal
- Nampak
diam cemberut
- Nampak
diam tersenyum
- Nampak
tegang
- Nampak
diam sesuai aturan
|
|
|
2.
|
Kepemimpinan :
- Tetap
satu orang pemimpin
- Berpindah
dari satu orang ke orang lain
- Dua-dua
berebut jadi pemimpin
|
|
|
3.
|
Hasil pekerjaan :
- Nampak
berhasil
- Nampak
kurang berhasil
- Nampak
tidak berhasil
|
|
|
Kesimpulan
:
LEMBAR
UNGKAPAN PERASAAN PESERTA
DEMONSTRASI
DINAMIKA KERJA KELOMPOK
No
|
PERASAAN
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Senang pemimpin
|
|
|
2.
|
Senang dipimpin
|
|
|
3.
|
Senang bekerja sama
|
|
|
4.
|
Sedih karena tidak dapat berkomunikasi
|
|
|
5.
|
Tegang karena tidak dapat berkomunikasi
|
|
|
6.
|
Marah karena tidak dapat berkomunikasi
|
|
|
7.
|
Senang karena pekerjaan selesai
|
|
|
8.
|
Sedih karena pekerjaan tidak selesai
|
|
|
Kesimpulan
:
Demonstrasi
Kedua :
Judul
menyusun gambar :
1. Petunjuk
: Kelompok
Setiap
diberikan satu gambar yang sudah dipotong dalam 20 bagian
Gambar
dapat diambil dari majalah atau kalender dan ditempel pada kartun.
Tugas
kelompok yaitu menyusun gambar yang terpotong-potong menjadi gambar yang utuh.
Pertanyaan
gambar diletakkan di tengah meja dicampur dengan gambar dari kelompok lain.
Setiap
peserta hanya boleh mengambil satu gambar. Gambar yang tidak diperlukan segera
dikembalikan ke tengah meja peserta berulang-ulang mengambil gambar yang
diperlukan untuk disusun tanpa berbicara, berkomunikasi dengan isyarat atau
campur tangan.
Tugas
kelompok selesai apabila gambar sudah selesai secara utuh di depan. Waktu yang
diberikan 15 menit.
2. Kegiatan
Demostrasi :
Langkah Pertama : Kelompok
dibagi 4 :
Ada 2 kelompok pemain dan 2 kelompok Pengamat
Langkah Demionstrasi I ada Pengamat I
Langkah Demonstrasi II ada Pengamat II
Langkah Kedua :
Kelompok Demonstrasi I melaksanakan tugas kelompok yaitu
menyusun gambar diamati kelompok Pengamat I
Kelompok Demonstrasi II melaksanakan tugas kelompok diamati
kelompok Pengamat II
Waktu yang diberikan 15 menit
Kelompok demonstrasi mengisi lembar ungkapan perasaan
Kelompok Pengamat melaporkan hasil Pengamat
Kelompok demonstrasi melaporkan hasil ungkapan perasaan
Konselor Mendiskusikan hasil laporan selama 15 menit
Langkah
Ketiga : Kelompok Pengamat menjadi
kelompok demonstrasi selama 15 menit setelah masing-masing melakukan tugasnya
konselor mendiskusikan hasil laporan selama 15 menit
Langkah
keempat : Konselor mendiskusikan hasil demonstrasi dan ungkapan perasaan
peserta 15 menit.
Lembar Pengamatan : Demonstrasi Menyusun
Gambar
No
|
Pelanggaran
Peraturan
|
Nama Peserta
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
1.
|
Menumpuk
gambar
|
|
|
|
|
|
2.
|
Berkomunikasi
verbal
|
|
|
|
|
|
3.
|
Berkomunikasi
non verbal
|
|
|
|
|
|
4.
|
Mengambil
gambar orang lain
|
|
|
|
|
|
5.
|
Melihat
pekerjaan orang lain
|
|
|
|
|
|
6.
|
Gambar
yang tak perlu/ tidak dikembalikan
|
|
|
|
|
|
|
Kesimpulan
: Berapa pelanggaran :
|
|
|
|
|
|
LEMBAR UNGKAPAN
PERASAAN DEMONSTRASI
MENYUSUN GAMBAR
1. Perasaan
pada waktu tidak dapat melengkapi gambar
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Perasaan waktu menumpuk gambar
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Perasaan waktu teman tidak dapat menyelesaikan
tugas
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Perasaan waktu dapat menyelesaikan tugas
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
5. Perasaan waktu melihat teman sibuk sendiri
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
b. Pelaksanaan latihan bimbingan kelompok model
dinamika kerja kelompok.
Tugas mahasiswa :
Membagi kelompok 11 orang
1 orang
jadi konselor
10 orang
jadi demonstran
Tahap
1 : Membaca panduan terstruktsi
Demonstrasi
pertama
Demonstrasi
kedua
Tahap
2 : Melaksanakan demonstrasi pertama dan
demonstrasi kedua dibuat laporan
Tahap
3 : Mahasiswa mencari siswa (klien)
untuk melaksanakan demonstrasi dinamika kerja kelompok (pelaksanaan di
laboratorium PPB )
Dibuat
laporan
Tugas
Dosen :
Memfasilitasi
pelaksanaan latihan ketrampilan bimbingan kelompok model dinamika kerja
kelompok.
c. Bentuk Laporan
1. Judul
: Laporan Pelaksanaan Bimbingan
Kelompok Model Dinamika Kerja Kelompok
2. Dilaksanakan
pada tanggal : .....................................................................
3. Konselor
: .....................................................................................................
4. Judul
demonstrasi : ......................................................................................
5. Peserta
:.....................................................................................................
6. Hasil
Diskusi
Ungkapan Perasaan : .....................................................................................
Hasil Pengamatan : .......................................................................................
Pemahaman tentang dinamika kerja
kelompok : ...........................................
BAB IV
BIMBINGAN KELOMPOK
MODEL PERMAINAN KELOMPOK
A. Tujuan
Setelah
mempelajari uraian dibawah ini anda diharapkan dapat memahami pelaksanaan
bimbingan kelompok model permainan kelompok.
B. Rasional Teori
a. Asal-usul Permainan Kelompok
Freud
memandang bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Melalui bermain ataupun
fantasi, seseorang dapat memproyeksikan harapan-harapan maupun konflik pribadi.
Dengan demikian Freud percaya bahwa bermain memegang peran penting dalam perkembangan
emosi anak. Anak dapat mengeluarkan semua perasaan negatif, seperti pengalaman
yang tidak menyenangkan/traumatik dan harapan-harapan yang tidak terwujud dalam
realita melalui bermain. Dengan demikian, bermain mempunyai efek katartis.
Vygotsy mengemukakan bermain adalah self help tool. Seringkali keterlibatan
anak dalam kegiatan bermain dengan sendirinya mengalami kemajuan dalam
perkembangannya. Dalam bermain, anak mampu mengendalikan dirinya karena
“kerangka” bermain berada dibawah kontrol anak atau dilakukan dalam situasi
imajiner. Anak dapat pura-pura menangis dan mampu menghentikan tangisannya
secara tiba-tiba, berbeda dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari .
dibandingkan dengan situasi lain, dalam situasi bermain anak memiliki perhatian
(atensi), daya ingat, bahasa dan kooperasi yang lebih baik. Vygotsky memandang
bermain identik dengan ‘kaca pembesar’ yang dapat menelaah kemampuan baru dari
anak yang bersifat potensial sebelum diaktualisasikan dalam situasi lain,
khususnya dalam kondisi formal seperti di sekolah. Pandangan Vygotsky mengenai
bermain bersifat menyeluruh, dalam pengertian selain untuk perkembangan sosial
dan emosi anak. Ketiga aspek yaitu kognisi, sosial dan emosi saling berhubungan
satu sama lain dan sudah tergambar jelas pada contoh yang diberikan saat anak
bermain pura-pura.
Bruner
memberi penekanan pada fungsi bermain sebagai sarana mengembangkan kreativitas
dan fleksibilitas. Dalam bermain, yang lebih penting bagi anak adalah makna
bermain dan bukan hasil akhirnya. Saat bermain, anak tidak memikirkan sasaran
yang akan dicapai sehingga dia mampu bereksperimen dengan memadukan berbagai
perilaku baru serta ‘tidak biasa’. Keadaan seperti itu tidak mungkin dilakukan
kalau dia berada dalam kondisi tertekan. Sekali anak mencoba memadukan perilaku
yang baru, mereka dapat menggunakan pengalaman tersebut untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sebenarnya. Perilaku-perilaku rutin yang dipraktekkan
dan dipelajari berulang-ulang dalam situasi bermain akan terintegrasi dan bermanfaat
untuk memantapkan pola perilaku sehari-hari. Jadi, bermain dapat mengembangkan
fleksibilitas dengan banyaknya pilihan-pilihan perilaku bagi anak. Selanjutnya,
bermain memungkinkan anak berekplorasi terhadap berbagai kemungkinan yang ada,
karena situasi bermain membuat anak lebih terlindung dari akibat yang akan
diderita kalau hal itu dilakukan dalam situasi sehari-hari. Bagi Bruner, hasil
ini memperlihatkan manfaat adaptif dari bermain yaitu saat perkembangan manusia
masih berada dalam tahap belum ‘matang’ dan masih berevolusi.
Berikutnya
Bruner menekankan narrative modes of
thinking, dalam artian fungsi dari intelek berhubungan erat dengan makna
(meaning), rekonstruksi pengalaman dan imajinasi. Jadi dari sudut pandang
Bruner, dalam perkembangan dan pendidikan manusia aspek naratif memegang peran penting. Bermain
sangat berhubungan dengan naratif
dalam hal bagaimana seseorang anak mempresentasikan pengetahuan dalam
intensionalitas dan kesadarannya.
b. Ciri-ciri
Kegiatan Bermain
- Dilakukan berdasarkan motivasi intrinsic, maksudnya muncul atas
keinginan pribadi serta untuk kepentingan sendiri
- Perasaan dari orang
yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh emosi-emosi yang positif.
Kalaupun emosi positif tidak tampil, setidaknya kegiatan bermain mempunyai
nilai (value) bagi anak.
- Fleksibelitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu
aktivitas ke aktivitas lain.
- Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil
akhir. Saat bermain, perhatian anak-anak lebih terpusat pada kegiatan yang
berlangsung dibandingkan tujuan yang ingin dicapai. Tidak adanya tekanan untuk
mencapai prestasi membebaskan anak untuk mencoba berbagai variasi kegiatan.
Karena itu bermain cenderung lebih fleksibel, karena tidak semata-mata
ditentukan oleh sasaran yang ingin dicapai.
- bebas memilih, dan ciri ini merupakan elemen yang sangat penting
bagi konsep bermain pada anak-anak kecil.
- Mempunyai kualitas pura-pura. Kegiatan bermain mempunyai
kerangka tertentu yang memisahkannya dari kehidupan nyata sehari-hari. Kerangka
ini berlaku terhadap semua bentuk kegiatan bermain seperti bermain peran,
menyusun balok-balok, menyusun kepingan gambar dan lain-lain. Realitas internal
lebih diutamakan dari pada realitas eksternal, karena anak memberi ‘makna’ baru
terhadap objek yang dimainkan dan mengabaikan keadaan objek yang sesungguhnya.
Keadaan ini bisa kita simak saat anak bermain, tindakan-tindakan anak akan
berbeda dengan perilakunya saat sedang tidak bermain. Misalnya anak yang
pura-pura minum dari ‘cangkir’ yang sebenarnya berujud balok, atau mengganggu
kepingan gambar sebagai kue keju. Kualitas ‘pura-pura’ memungkinkan anak
bereksperimen dengan kemungkinan-kemungkinan baru.
C. Prosedur
Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
Kelompok model permainan
a. Pemilihan
Permainan
1. Judul
dan materi permainan
2. Pemetapan
tujuan
3. Jumlah
peserta
4. Umur
peserta
5. Bahan
6. Ruang
latihan
7. Waktu
yang ditetapkan
8. Situasi
kelompok
9. Pengalaman
fasilitator
b. Tugas
Fasilitator
1. Memilih
permainan
2. Mengatur
ruang latihan
3. Mengantar
permainan
4. Mempunyai
humor
5. Mengadakan
evaluasi : pengungkapan perasaan.
D. Latihan Ketrampilan
Melaksanakan Bimbingan Kelompok Model Permainan Kelompok
a. Panduan
Terstruktur
Permainan
komunikasi
Judul : Bintang Lima Supervisi
- Tujuan Permainan
- Peserta
dapat memahami bahwa dalam berkomunikasi supervisi yang baik adalah 90%
konsultan dan latihan, 10% adalah pengecekan.
- Peserta
mengingat 5 hal penting dalam komunikasi supervisi
Memberi tahu apa yang dibuat
Memberitahu bagaimana membuat
Pertunjukkan,
Memberitahu bagaimana membuat
Menunjukkan bagaimana membuat
Memberi petunjuk pada setiap orang membuat
Memeriksa apa yang dibuat dan
mengoreksi yang salah
- Besar kelompok : tak terbatas
- Waktu bermain : 30 menit
- Bahan :
- Kertas
berwarna bujur sangkar (kertas marmer) sebanyak 3 x jumlah peserta
- Lembar
petunjuk cara pembantu bintang 5 untuk setiap anggota
- Ruang latihan : kursi, meja untuk pekerjaan
tangan
- Prosedur
- Mintalah
para peserta untuk membuat bintang sudut lima
dengan kertas berwarna yang dibagikan tanpa bantuan alat atau penjelasan
melalui instruksi lisan.
Waktu 3 menit
- Peserta
memperlihatkan hasil. Ternyata tidak ada yang berhasil. Tanyakan apa sebabnya ?
- Berikan
lembar instruksi
Peserta membaca instruksi dan
membuat sesuai petunjuk dalam waktu 5 menit
- Peserta
memperlihatkan hasil. Ternyata masih ada yang belum berhasil. Tanyakan apa
sebabnya.
- Fasilitator
menunjuk peserta yang berhasil mendemonstrasikan cara membuat bintang segi lima
- Peserta
diminta untuk mengikuti langkah yang sedang dilakukan oleh pendemonstrasi
- Fasilitator
memimpin diskusi tentang kegiatan permainan kelompok : dengan memberikan
kesempatan peserta mengisi lembar ungkapan perasaan.
Peserta diberi kesempatan
mengungkapkan perasaan.
Petunjuk
Langkah Membuat Bintang Segi Lima
Supervisi
1. Lipatlah kertas bujur sangkar yang telah
disediakan menjadi 2, sehingga terbentuk 4 persegi panjang.
2. Dengan lipatan berada di bawah, sekarang
lipatlah sedemikian sehingga sudut kiri bawah bertemu dengan tepi kanan kertas pada posisi
1/3 dari atas.
3. Lipatlah kertas bagian bawah menurut garis
miring yang baru saja terbentuk pada langkah kedua.
4. Lipatlah sekali lagi kertas tersebut,
sehingga tepi lipatan yang terbentuk tadi saling berhimpit.
5. Bukalah lipatan tadi (langkah 4) dan tepi
kertas yang horizontal (langkah 3) buatlah sobekan kecil pada sebelah luar
(sisi luar).
6. Lipat kembali seperti langkah ke-4 kemudian
sobekan kecil (langkah kr-6) disobek sampai pertengahan tepi yang lain,
sehingga terpotong.
7. Bukalah lipatan-lipatan kembali dan akan
terbentuk bintang segi lima.
LEMBAR UNGKAPAN
PERASAAN PESERTA
1. Pada waktu membuat pekerjaan saya merasa .....................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Pada waktu cepat berhasil membuat pekerjaan
saya merasa ...............................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Pada waktu lambat membuat pekerjaan saya
merasa ..........................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Pada waktu lambat membuat pekerjaan saya
merasa ..........................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
5. Pada waktu tidak tepat waktu membuat
pekerjaan saya merasa ........................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
6. Pada waktu melihat pekerjaan teman yang
selesai tepat waktu saya merasa ......
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
PERMAINAN PEMAHAMAN DIRI
Judul : Ciri-ciri Kepribadian Saya
Tujuan Permainan
- Peserta dapat
mengenali peserta lain
- Peserta dapat
mengenal sifat-sifat diri sendiri melalui kacamata orang lain
- Peserta dapat
menemukan perbedaan gambaran orang
lain yang kita duga dengan yang sebenarnya
- Besar kelompok : Bebas
- Waktu 30 menit
- Bahan : lembar kegiatan ciri-ciri
kepribadian saya
- Ruang latihan : kursi
- Prosedur :
Petunjuk :
Lembar ciri-ciri kepribadian saya
dibagikan pada peserta.
LEMBAR KEGIATAN
CIRI-CIRI KEPRIBADIAN SAYA
NO
|
CIRI-CIRI KEPRIBADIAN
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Obyektif,
menilai sesuatu sesuai kenyataan
|
|
|
|
|
|
2.
|
Percaya diri
|
|
|
|
|
|
3.
|
Aktif, penuh
energi
|
|
|
|
|
|
4.
|
Tegas
|
|
|
|
|
|
5.
|
Penuh semangat
|
|
|
|
|
|
6.
|
Pandai
|
|
|
|
|
|
7.
|
Dapat dan
mudah menyesuaikan diri
|
|
|
|
|
|
8.
|
Dapat
mengendalikan diri
|
|
|
|
|
|
9.
|
Dapat
diandalkan
|
|
|
|
|
|
10.
|
Terbuka
|
|
|
|
|
|
11.
|
Sombong
|
|
|
|
|
|
12.
|
Kreatif, penuh
ide
|
|
|
|
|
|
13.
|
Usil
|
|
|
|
|
|
14.
|
Pandai
bersilat lidah
|
|
|
|
|
|
15.
|
Penuh minat
dalam menyelesaikan tugas
|
|
|
|
|
|
16.
|
Serba bisa
|
|
|
|
|
|
17.
|
Ambisius
|
|
|
|
|
|
18.
|
Egosentris =
terlalu memikirkan diri sendiri
|
|
|
|
|
|
19.
|
Selalu ingin
dipuji/ dihargai
|
|
|
|
|
|
20.
|
Bertindak
tanpa dipikir dahulu
|
|
|
|
|
|
21.
|
Pemalu
|
|
|
|
|
|
22.
|
Toleren, mampu
bertenggang rasa
|
|
|
|
|
|
23.
|
Optimis
|
|
|
|
|
|
24.
|
Munafik
|
|
|
|
|
|
25.
|
Senang dan
mudah bergaul
|
|
|
|
|
|
26.
|
Tenang, kalem
|
|
|
|
|
|
27.
|
Bersedia
bermusyawarah
|
|
|
|
|
|
28.
|
Penuh
pengertian untuk orang lain
|
|
|
|
|
|
29.
|
Ramah
|
|
|
|
|
|
30.
|
Simpatik
|
|
|
|
|
|
31.
|
Tidak sabar
|
|
|
|
|
|
32.
|
Netral, tidak
suka berpihak
|
|
|
|
|
|
33.
|
Suka menolong
|
|
|
|
|
|
34.
|
Mampu
mempengaruhi orang lain
|
|
|
|
|
|
35.
|
Otoriter, suka
memerintah
|
|
|
|
|
|
36.
|
Hangat
|
|
|
|
|
|
37.
|
Dominan
|
|
|
|
|
|
38.
|
Agresif
|
|
|
|
|
|
39.
|
Jujur
|
|
|
|
|
|
40.
|
Kaku
|
|
|
|
|
|
41.
|
Keras kepala
|
|
|
|
|
|
42.
|
Lugu
|
|
|
|
|
|
43.
|
Serius
|
|
|
|
|
|
- Fasilitas menjelaskan jalannya permainan
sebagai berikut :
Kertas yang saya berikan kepada kalian ini berisi
daftar kata-kata sifat untuk menggambarkan ciri kepribadian seseorang. Di
sampingnya terdapat skala O hingga skala 4. Skala O berarti tidak tepat bagi
diri saya, skala 4 berarti sangat tepat bagi diri saya. 1, 2, 3 berarti di
antaranya.
Berilah tanda silang pada salah satu angka 0-4 yang
kalian rasa tepat untuk menilai ciri diri kalian sendiri.
Kalau semua kata-kata sifat sudah diberi tanda
silang, maka tanda silang itu saling dihubungkan dengan garis sehingga terjadi
garis zigzag (profil), yaitu ciri-ciri kepribadian kalian. Garis ini berbeda
pada setiap orang, itulah yang disebut ciri khas setiap orang.
Sekarang berikan lagi tanda silang di depan tiga kata
sifat yang menurut pendapat kalian sangat tepat menggambarkan kepribadian diri
kalian. Inilah yang menjadi gambaran kepribadian diri kalian sendiri.
Sekarang saya beri kalian waktu 10 menit untuk
mengisi daftar "ciri-ciri kepribadian" masing-masing....
Sekarang carilah satu teman kelompok yang ingin
kalian ketahui kesannya tentang diri kalian. Berpikirlah sejenak untuk
mengumpulkan kesan.
Teman kalian berpikir tentang kesannya terhadap diri
kalian. Sementara itu, kalian membayangkan kira-kira bagaimana kesan pasangan
kalian terhadap diri kalian.
Ketika pasangan kalian mengisi daftar ciri
kepribadian diri kalian. maka kalian sendiri juga mengisi satu daftar lain,
yang bukan menurut pendapat diri kalian sendiri, melainkan menurut dugaan
kalian bagaimana kepribadian kalian dinilai oleh pasangan tersebut.
Setelah itu, kalian boleh membandingkan kedua hasil
penilaian yang perbedaannya satu sama lain akan mengherankan kalian. Saya beri
kalian waktu 10 menit.
Sekarang kalian saling bertukar peran. Peserta yang
tadi menggambarkan sifat kepribadian diri pasangannya mendapat giliran untuk
dinilai kepribadiannya oleh pasangannya. Atau kalian berdua boleh berpisah dan
masing-masing mencari pasangan baru lagi." (Pemimpin kelompok harus menentukan
cara yang mana).
Kalau waktunya cukup banyak, maka masing-masing
peserta boleh mencari 2-3 pasangan untuk diminta membuat gambaran tentang
dirinya.
Anda boleh memberikan dorongan kepada para peserta
supaya mereka mengumpulkan daftar-daftar kepribadian mereka yang dibuat oleh
orang lain sebanyak mungkin, misalnya dalam waktu istirahat. Dengan begitu
mereka nanti akan mendapat gambaran yang lengkap dan tepat tentang dirinya
menurut pandangan orang
lain.
Supaya daftar ciri-ciri kepribadian diisi secara
jujur dat Ikan karena keharusan berbasa-basi, maka daftar itu boleh juga diisi
secara anonim (tanpa menuliskan nama).
Anda harus jelaskan kepada peserta bahwa ciri-ciri
kepribadian seseorang (misalnya si A) yang digambarkan oleh orang lain bukanlah
gambaran yang objektif atau yang sebenarnya dari A, melainkan gambaran yang
subjektif, yang menunjukkan bagaimana dia dilihat oleh orang lain.
- Fasilitas mendiskusikan hasil ungkapan perasaan peserta setelah
peserta mengisi lembar ungkapan perasaan.
LEMBAR UNGKAPAN
PERASAAN PESERTA
NO
|
PERASAAN SAYA
|
YA
|
TIDAK
|
1.
|
Saya
merasa ada perbedaan gambar kepribadian saya dengan gambar kepribadian orang
lain
|
|
|
2.
|
Saya
merasa berbeda dengan orang lain
|
|
|
3.
|
Saya
merasa gambaran yang diberitahukan orang tentang kepribadian saya tidak
sesuai dengan gambaran kepribadian saya.
|
|
|
4.
|
Saya
merasa diri kurang realistis
|
|
|
5.
|
Saya
merasa menutup diri dari orang lain
|
|
|
6.
|
Saya
merasa perlu menjelaskan pada orang lain tentang gambaran kepribadian saya
|
|
|
7.
|
Saya
merasa tahu lebih banyak tentang orang lain
|
|
|
8.
|
Saya
merasa senang dengan kegiatan permainan kelompok ini.
|
|
|
b. Pelaksanaan Latihan Bimbingan Kelompok Model
Permainan Kelompok
Tugas Mahasiswa :
Membagi
kelompok 11 orang
1 orang jadi Konselor
10 orang jadi pemain
Tahap 1 : Membaca
panduan terstruktur
Permainan komunikasi
Judul : Bintang Lima
Supervisi
Permainan pemahaman
diri
Judul : Ciri-ciri
Kepribadian saya
Tahap 2 : Melaksanakan
permainan dibuat laporan
Tahap 3 : Mahasiswa
mencari siswa (klien) untuk melaksanakan model permainan kelompok (pelaksanaan
di labolatorium PPB) dibuat laporan.
Tugas Dosen :
Memfasilitasi
pelaksanaan latihan ketrampilan bimbingan kelompok model permainan kelompok.
C. Bentuk Laporan
1. Judul : Laporan
pelaksanaan bimbingan kelompok model permainan kelompok
2. Dilaksanakan
pada tanggal :
3. Konselor
:
4. Judul
permainan kelompok :
5. Peserta
permainan :
6. Hasil
diskusi ungkapan perasaan peserta :